Salju

Jumat, 03 Mei 2013

Nampaknya



Nampaknya kita sepaham dengan amarah yang meletup-letup ini
Kebencian yang masih tertancap dalam ulu hati
Sehingga semua desak udara muncrat ke lidah dan bibir
Ingin memaki
Memaki tepat diwajahnya

Namun waktu berlalu dan aku belajar
Aku tidak ingin menjadi seperti perempuan itu
Perempuan yang memberikan rasa benci ini
Aku terlalu baik untuk menjadi culas seperti dia

Dan kamu, sayang
Kamu terlalu purnama untuk itu
Meski aku dan kamu sering berceloteh tentang perempuan-perempuan itu
Yang telah merampas apa yang kita sebut perasaan baik
Mereka akan mendapatkan karmanya, begitu juga mantan lelaki kita
[menyeringai]

Dan nampaknya
Waktu masih akan terus membuat kita terpaksa belajar sabar
Lebih daripada sebelumnya

Telan saja pil pahit ini
Hisap empedunya
Riuh rendah amarah dalam dada
Dibuat saja melodinya

Semoga kita akan baik-baik saja


03 Mei 2013
Untuk dia si jalang..

Rabu, 01 Mei 2013

Harapan tentang cinta

Lihatlah diri ini
Apa begitu bodoh dimatanya.?
Tentang kesetiaan.?
Bukan, namun tentang kebodohan

Rindu ini begitu sakit
Entah apa yg terpikir
Ketulusan hati seakan tak berarti
Kejujuran diri kini tak mempunyai arti

5 tahun lamanya untuk menahan rasa
Hingga lupa apa itu cinta.?
hati ini hanya tw menanti
Mski akhirnya wktu pun menjawab sia-sia

Kini sdh memasuki tahun ke 6 Hati ini semakin rapuh
Seakan siap menjadi debu
Namun tetap saja bersikokoh menunggu

Untuk dia yg mencintai hati lain
Setidaknya lihatlah rapuhnya hati ini
Siapakah hati yg bnar” tulus mencintai
Untukmu untuk gerimismu untuk bintangmu hati ini msih bertahan, bertahan untuk sebuah harapan...



171 April 2013
Baru selesai..

Minggu, 28 April 2013

Benak yang sibuk



 











Bukan karena ku takut salah
Mestinya ini bukan ketakutan
Aku hanya sibuk merasa

Semua binar yang aku temukan dalam matamu
Membuatku resah
Kamu berhasil membuatku jengah

Aku tidak akan menduga (kali ini)
Aku tidak akan menerka apa dibalik pikiranmu
Aku memilih untuk tidak dipilih

Karena aku sibuk belajar
Belajar mencernamu

Apakah kamu masih sibuk menahan rasamu padaku?



Tempat kerja..
Situondo,28 April 2013

Penuh otakku, isi kamu!
Jangan tanya kenapa ... (Agus dan gita)

Sabtu, 27 April 2013

Kau lakukan itu [lagi]








Kau lakukan itu [lagi]
Kali ini aku tidak tahu harus berkomentar apa lagi
Kecewa, tentu
Tapi menegurmu? Aku tak ingin
Biar saja nanti waktu yang akan mendewasakanmu

Kau lakukan itu [lagi]
Dan aku baru tahu tadi
Kuakui sejenak aku membeku
Apa salahku kali ini?
Apa kamu yang tidak bisa menerima keadaanku sekarang?

Anggap saja ini usai, bukan?
Aku dan kamu, yang selalu berbicara melalui malam

Anggap saja kita tak pernah kenal, bukan?
Aku dan kamu, yang menyimpan segala sesuatunya dalam diam

Kalau begitu, sampai jumpa
Hingga ada saat yang yang terduga
Hingga ada momen dimana kita bicara
Meski itu hanya satu patah kata, melalui tatapan mata!


Panarukan, 27 April 2013

Rabu, 24 April 2013

Entah

Sedari tadi kepala saya kembali berisik. Seperti berkelahi. Antara dendam dengan rasa lelah. Sesungguhnya saya lelah sekali merasakan benci yang berkepanjangan ini kepada seseorang. Saya benci dia teramat sangat. Saya membencinya hingga nyaris tiba pada perasaan ingin menghabisi dia dengan tangan kosong saya.
Ini motif yang buruk bukan?
Berarti bisa dibayangkan betapa besar keburukan ada didalam hati dan pikiran saya kepada orang ini.

Saya kembali menghela napas panjang. Saya gelisah. Saya berusaha memejamkan mata dan tenggelam ke perasaan saya sendiri. Sesungguhnya mengapa saya sulit sekali memaafkan dia? Setiap tiba pada keinginan untuk memaafkan dia, semua ingatan tentang apa yang sudah dia lakukan kepada saya tiba-tiba bertalu-talu menyerbu benak saya hingga saya tiba-tiba bernapas dengan berat dan hati saya diliputi rasa ngilu yang luar biasa.
Adakah dia tahu? Akibat perbuatannya membuat hati saya cacat?

Dan yang bisa saya lakukan paling hanya diam, berusaha menikmati semua perih itu.

Biasanya, saya itu cepat marah, tapi cepat reda. Tapi kali ini, saya seperti enggan. Enggan untuk bilang, “sudah”.
Dan berarti saya tahu, kalau kali ini sakitnya sungguh serius.

Saya tidak tahu sampai kapan, harus merasakan kekecewaan ini berapa lama lagi. Semua kenangan itu masih merajalela di tiap sudut hati. Kadang saya rindu. Kadang saya kesal. Kadang saya menangis. Kadang saya tertawa. Kadang saya benci. Kadang ingin sekali saya menghampiri dia hanya untuk bilang, bahwa dia telah berhasil membuat saya terluka. Dia mampu membuat hati saya jadi memar.
Dan dia sanggup membuat saya berdoa dan menanti karma akan dia segera datang.

Dia membuat saya takut untuk memulai sebuah hubungan. Dia membuat saya ragu untuk membuka hati. Dia membuat saya tidak ingin memberikan kata percaya lagi.

Entah.
Entah harus menunggu berapa lagi, hingga hati ini akhirnya lelah untuk membenci dan memutuskan untuk memaafkan dia.

Jumat, 28 September 2012

Mungkinkah itu Kamu?




Ternyata begini rasanya berada di persimpangan jalan. Ketika kamu menoleh ke belakang, ke samping, ke depan, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali dirimu sendiri. Ketika kamu sibuk mencari jawaban yang sebenarnya bisa kamu temukan dalam hatimu sendiri. Ketika kamu sibuk menolak dan menyangkal semua perasaan yang sedang campur aduk dalam jiwamu sebenarnya kamu hanya perlu menerima itu semua sebagai bagian dari proses pendewasaan jiwa. Dan kamu sungguh-sungguh tidak memiliki pilihan lain selain menghadapinya. Entah untuk mencintai, dicintai, memberi, menerima, mengalah, mengikhlaskan, merelakan, meratapi, menangisi, ditangisi, khawatir atau bahkan di khawatiri oleh orang-orang terdekat.

Ketika kamu berusaha menjauh dari orang-orang tercinta dan meyakini bahwa ini salah satu jalan terbaik untuk mengakhiri sebuah hubungan.
Ketika kamu berusaha untuk menerima dan mencintai tubuh dan dirimu sendiri dan pada saat yang bersamaan seluruh logika mu memaksakan hal kebalikan dari itu semua.
Sebenarnya dimana letak kesalahannya?
Mungkin jiwamu yang kerontang
Mungkin rasamu yang beku
Mungkin akalmu yang terlalu meninggikan egomu
Mungkin penerimaan mu akan dirimu memang tidak ada
Hal-hal yang sifatnya semakin ditentang akan semakin keras menerjang

Dan disinilah aku
Sendiri
Kesepian
Hampa
Senyap
Redup
Meratap
Mendambakan sebuah kebahagiaan
Tuhan, apakah aku menjadi bersalah ketika menginginkan itu?
Apakah aku memang sunguh-sungguh tersesat sudah?
Masih bisakah aku berlari kencang seperti yang sudah-sudah?
Masih bisakah aku berjumpalitan dengan segala kekosongan diri ini?
Dan disinilah aku sekarang
Mencari jawaban
Siapa sesungguhnya aku
Dan mengapa semua kejadian ini terus menerus mendera hidupku

Aku terpuruk diujung hati
Meringkuk
Seperti bayi dalam rahim
Menantimu
Menunggumu
Dengan harap-harap cemas
Mengandalkanmu
Untuk menyelamatku
Dan membawaku pergi ketempat dimana aku bisa tenang dan damai
Bisakah itu menjadi Kamu?

Yang aku tahu
Aku hanya menginginkanmu
Aku hanya membutuhkanmu
Aku ingin kamu hadir dan mengisi kekosongan jiwaku
Aku ingin kamu menemaniku


Aku ingin kita menerima rasa ini tanpa syarat
Hanya pasrah menerima isyarat
Dan menemukan dalam diri masing-masing semua firasat
Tentang apapun diantara kita yang mulai tersekat

Tetaplah disana
Tetaplah disini
Tetaplah disitu
Tetaplah dimana-mana

Dimana aku bisa menemukanmu dalam hujan yang mengguyur ujung jalanku
Dimana kebekuanmu layaknya es yang mendinginkan kerontangku
Dimana sentuhan tanganmu bisa menyulut panas di tubuhku
Dimana kecupan ringanmu memang segala hal yang aku inginkan saat ini

Jangan pergi
Tetaplah bersamaku
Sampai takdir yang memisahkan
Sampai salah satu dari kita lelah
Dan merelakan waktu yang akan membuktikan
Siapa yang menjadi malaikat
Siapa yang menjadi iblis
Siapa yang akan menjadi juaranya ....





Dalam Kristalku
Jum'at, 28 September 2012
Pk. 13.55 WIB

Selasa, 25 September 2012

Kacau

Tak suka rasanya
Begitu haru dan kelu
Tak nyaman rasanya
Aku ingin pergi tapi tak hendak

Semua jadi satu dalam hati dan pikiran
Bimbang di beberapa pilihan
Logika bermain keras
Mendesak dan meletup-letup
Perasaanku membengkak
Bikin sesak

Tak jarang nyaris menetes air mata
Tapi aku tak ingin larut
Ingin sendiri saja
Tapi tak ingin kesepian

Ah
Aku resah
Sudah lama tidak merasakan hal ini

Aku tak suka rasanya
Begitu galau
Kacau
Ambigu!


25 September 2012
Pk. 01.30